Eksistensi dan Peran ‘Aisyiyah Memajukan Perempuan Indonesia Diganjar Penghargaan
MUHAMMADIYAH.OR.ID,YOGYAKARTA—‘Aisyiyah menjadi satu di antara 7 organisasi perempuan yang hadir di Kongres Perempuan Ipada 22 Desember 1928 di Yogyakarta, peristiwa Kongres Perempuan Indonesia tersebut menjadi satu di antara banyaknya peran ‘Aisyiyah dalam memajukan kesejahteraan perempuan Indonesia.
Tidak hanya hadir, tapi perwakilan ‘Aisyiyah yaitu Siti Hajinah Mawardi dan Siti Munjiyah turut menyampaikan pidatonya tentang pandangan terhadap Persatuan dan Kesetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan.
Presiden Soekarno mengenang semangat perempuan dalampergerakan tersebut dengan menjadikan tanggal 22 Desember menjadi Hari Nasional yakni Hari Ibu melalui Keptusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari nasional yang bukan Hari Libur.
Bertepatan dengan perayaan Hari Ibu ke-93 tahun 2021,’Aisyiyah menerima penghargaan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Republik Indonesia. Piagam penghargaan Nomor1126/MEN/KA/2021 tersebut diberikan kepada ‘Aisyiyah sebagai Organisasi Perempuan yang Terlibat dalam Kongres Perempuan I pada 22-25 Desember 1928 dan Hingga Saat Ini Masih Berperan dalam Memajukan Kesejahteraan Perempuan Indonesia.
Penghargaan tersebut diberikan oleh KemenPPPA dalam acara Puncak Peringatan Hari Ibu ke-93 yang dilaksanakan pada, Rabu (22/12) bertempat di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Yogyakarta. Penghargaan tersebut diterima secara langsung oleh Ketua PP ‘Aisyiyah, Siti ‘Aisyah yang menyampaikan bahwaini adalah bentuk pengakuan akan peran ‘Aisyiyah dari pemerintah.
“Penghargaan ini adalah pengakuan pemerintah bahwa ‘Aisyiyah sebagai salah satu organisasi perempuan inisiator pergerakan perempuan pertama di Indonesia melalui Kongres Perempuan yang sampai sekarang masih eksis bersama tiga organisasi perempuan lain,” tuturnya.
Menurut Siti ‘Aisyah, masih banyak pekerjaan yang harusdiselesaikan oleh para perempuan Indonesia karena permasalahan yang ada pada Kongres Perempuan sampai saat ini masih belum terselesaikan.
Ia menyebut permasalahan seperti perkawinan anak, pencatatan perkawinan, perceraian yang tercatat, kesempatan pendidikan bagi perempuan masih menjadi belenggu bagiperempuan Indonesia.
“‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muslim berkemajuan, sampai saat ini masih terus aktif dan berkomitmen menyelesaikan permasalahan perempuan Indonesia yang sejak Kongres Perempuan Pertama sudah disuarakan dan masih ada sampai sekarang”. Tegasnya.