Sosialisasi Empat Pilar Bernegara di PDM Bantul Bahas Fenomena Panji Gumilang
BANTUL – Fenomena Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, yang kontroversial dalam sejumlah di media sosial menimbulkan polemik. Salah satunya membolehkan pengikutnya untuk shalat tanpa merapatkan saf. Juga shaff jama’ah perempuan sejajar dengan laki-laki. Serta pernyataan bahwa perempuan boleh menjadi khatib salat Jum’at di pesantrennya.
Bukan itu saja, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membenarkan adanya indikasi keterkaitan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dengan Ponpes Al Zaytun. Kasus tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sebagai bangsa majemuk sedang menghadapi persoalan kebangsaan cukup serius dengan melemahnya ideologi Pancasila dan pendidikan karakter.
Paparan tersebut disampaikan Anggota MPR RI, M. Afnan Hadikusumo, di sela-sela Sosialisasi Empat Pilar Bernegara yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bantul, Ahad (5 Muharram 1445 H bertepatan 23 Juli 2023), di Gedung Dakwah Muhammadiyah Bantul.
“Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi ruh untuk menjaga persatuan bangsa, terganggu dengan pemikiran nyleneh Panji Gumilang yang bertentangan dengan ideologi Pancasila serta cita-cita para pendiri negeri ini. Maka menjadi penting untuk selalu menjaga generasi penerus bangsa tumbuh menjadi generasi berkarakter, unggul, dan memiliki daya saing,” imbuh Afnan, anggota DPD RI dari DIY.
Ini juga untuk menjaga dampak dari globalisasi dan digitalisasi dimana menjadikan generasi muda lemah dalam berwawasan kebangsaan. Untuk itu, pendidikan adalah kunci masa depan bangsa Indonesia, terutama dalam pembentukan karakter dan penanaman nilai luhur Pancasila.
Pada kesempatan yang sama, Ahmad Syauqi Soeratno menegaskan, semua pihak harus bertanggungjawab untuk memastikan masa depan bangsa Indonesia berada di tangan generasi yang hebat dengan kualitas pendidikan terbaik.
“Pemerintah sudah seharusnya menyelesaikan berbagai permasalahan di dunia pendidikan. Misalnya, pemerataan guru, kualitas guru, sarana dan prasarana, kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan,” tambah Syauqi yang dicalonkan Muhammadiyah DIY sebagai anggota DPD RI 2024-2029.
Penyelenggaraan Sosialisasi Empat Pilar Bernegara ini didasari keprihatinan akan generasi muda yang lahir pasca reformasi kurang memahami Pancasila. Karena saat ini, Pancasila hanya diajarkan pada mata pelajaran PPKN, itupun hanya sekelumit.
Menurut Koordinator Acara, Yusuf Fuad, Sosialisasi Empat Pilar sangat penting untuk mengenalkan apa itu Pancasila, UUD, dan NKRI. Ia mengharapkan, suatu saat nanti, ada mata kuliah atau pelajaran, baik di kampus maupun sekolah, tentang Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
“Kalau tidak dikenalkan empat pilar, maka generasi muda bangsa nantinya tidak akan tahu atau semakin jauh dari Pancasila,” jelas Wakil Bendahara PDM Bantul itu. (*)
Sumber : mediamu.id