BeritaEkonomiKesehatanLingkungan

PENYALURAN AIR BERSIH DI PENCITREJO DLINGO

Bantul – Awal bulan Agustus di Kabupaten Bantul sebagian daerah masih banyak yang mengalami kekeringan sehingga Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) dan Relawan Muhammadiyah Kabupaten Bantul melakukan assesment (penilaian) di kabupaten bantul kapanewon yang terdampak kekeringan.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul melalu Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Kabupaten Bantul didukung oleh LAZISMU Kabupaten Bantul pada tanggal 11 September 2023 melaksanakan dropping air bagi warga yang membutuhkan di Dusun Pencitrejo, Dlingo yang terdampak kekeringan. Dipilihnya desa ini berdasarkan assesment (penilaian) yang telah dilakukan oleh para relawan LRB Kabupaten Bantul sebelumnya. Di Kapanewon dlingo terdapat 3 (tiga) titik lokasi yang membutuhkan air bersih, yakni : Pencitrejo 1,2,3, Seropan 3 dan Rejosari.


“Dropping air ini adalah respon tahap pertama LRB dan Lazismu Kabupaten Bantul terhadap bencana kekeringan yang melanda tahun ini, kami membawa 7 (tujuh) tangki air bersih, kedepannya kami (LRB, LAZISMU dan Perangakat Desa) mencoba mencari solusi dari permasalahan ini,” kata Ketua LRB Kabupaten Bantul, Yuwanto.

Perangkat desa menuturkan bahwa kekurangan air bersih ini dimulai sejak bulan juli, “selama ini kami mengandalkan 2 sumur warga untuk memenuhi warga, namun berhubung sumur ini sumur galian memang tidak bisa memenuhi kebutuhan air warga.”

Data LRB dan Lazismu Kabupaten Bantul menunjukkan jumlah warga yang kekurangan Air Bersih di Pencitrejo : 106 KK, 296 Jiwa, Seropan 3 : 242 KK, 726 Jiwa sedangkan Rejosari : 92 KK, 324 Jiwa. Dari ketiga lokasi tersebut awal kekurangan air bersih berbeda dari satu dengan yang lainnya, seperti seropan 3 kekeringan dimulai sejak bulan April, sedangkan Pencitrejo sejak bulan Juli.

Selain menyalurkan Air Bersih LRB mencoba untuk menilai apakah ada potensi untuk dibuat sumur BOR di desa Pencitrejo.

Ketua LRB Muhammadiyah Bantul, Yuwanto berkata “Kami berharap dengan adanya sumur bor dapat menyelesaikan masalah kekurangan air di desa ini, sumur BOR ini rencana jangka panjang, karena membutuhkan dana yang tidak sedikit sekitar 90 juta rupiah serta ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan, seperti melakukan pemetaan geolistrik untuk menentukan dimana lokasi yang terdapat sumber air dan layak.”

“Selain tahapan-tahapan diatas kita juga perlu untuk memastikan lokasi pembuatan sumur BOR sehingga tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari, alangkah baiknya lokasi tersebut di masjid dan sebagainya.” tutur yuwanto.

Suwarjono, Bendahara LRB Muhammadiyah Bantul menambahkan “Ini baru satu titik dari data assesment kami, setelah ini selain tahapan ini berlangsung (pemetaan geolistrik) kami akan melakukan dropping air bersih dan melihat potensi untuk sumur BOR di lokasi yang lainnya.” Sementara itu Sekretaris LRB Muhammadiyah Kabupaten Bantul, Ismail Setya Budi yang mengkoordinir secara teknis pelaksanaan dropping air ini mengatakan bahwa dropping air yang dilaksanakan dalam tahap pertama ini untuk desa Pencitrejo berjumlah 35.000 liter.

“Untuk desa seropan 3 dan rejosari rencananya akan kami lanjutkan di tahap kedua. Dropping didukung oleh LAZISMU Kabupaten Bantul, kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat sehingga kegiatan ini bisa terlaksana,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *