Inilah Tiga Golongan Orang dalam Menyambut Ramadhan
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا وَهَدَانَا إِلَى دِيْنِ الْأِ سْلاَمِ وَ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا وَرَحْمَةً لِلنَّاسِ وَاشْكُرُونِعْمَةَ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُون وَ لَعَلّكُمْ تَتَّقُون. اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَليَ رَسُوْلِ اللهِ وَعَليَ الِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنْ وَّالَهُ. اَمَا بَعْدُ.
Jamaah Rahimakumullah
Alhamdulillah, atas nikmat dan karunia-Nyalah, hari ini kita masih diberi nafas kehidupan sehingga kita masih berjumpa kembali dengan bulan yang dinanti-nantikan ini, bulan suci, mulia dan penuh berkah, bulan Ramadhan.
Dalam Tarikhul Islam diceritakan bahwa para ulama terdahulu sudah berdoa kepada Allah enam bulan sebelum datangnya bulan Ramadhan agar umurnya sampai pada bulan Ramadhan. Bahkan mereka berdoa selama enam bulan sesudahnya agar diterima ibadahnya selama bulan Ramadhan yang sudah dilaluinya. Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan salah satu contoh doa yang yang dilantunkan adalah doa dari Yahya bin Abi Katsir (ulama tabi’in):
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ ، وَتُسَلِّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sampaikan aku dengan selamat ke Ramadhan, sampaikan Ramadhan kepadaku, dan terimalah amalku di Ramadhan.” (Hilyatul Auliya’: I/420)
Dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, Rasulullah juga telah mengajarkan kepada kita dengan doa:
اللهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللهُ
“Ya Allah jadikanlah hilal (bulan) ini bagi kami dengan membawa keberkahan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” (At-Tirmidzi)
Tidak ada yang bisa menjamin bahwa umur kita bisa sampai pada bulan Ramadhan. Sebab itu, suatu anugrah yang tidak terhingga jika Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk berjumpa kembali dengan bulan suci penuh berkah nanti. Anugrah tersebut hendaknya diwujudkan dalam bentuk syukur yang tidak terhingga, yaitu memanfaatkan kesempatan yang telah Allah berikan kepada kita untuk bersungguh-sungguh mengisi bulan Ramadhan dengan amal shalih.
Jamaah Rahimakumullah
Menurut Dr. Musthofa As-Siba’i dalam Bukunya Hikmah Shiyam dan Falsafahnya, setidaknya ada tiga golongan umat Islam dalam menyambut datangnya Bulan Ramadhan, yaitu:
Pertama, orang yang tidak suka dengan datangnya bulan Ramadhan. Bagi golongan ini Ramadhan adalah bulan yang menyusahkan dan menjengkelkan. Setiap kali ia mendengar kata “Marhaban yaa Ramadhan” bukannya ia senang, tapi malah menggerutu (mengeluh): “Ramadhan lagi, Ramadhan lagi…”, “Kenapa Ramadhan cepat banget datangnya?”, “gara-gara Ramadhan dagangan saya tidak laku”, “gara-gara Ramadhan orderan saya menurun”. Naudzubillah.
Para ulama menyebutkan bahwa salah satu dosa besar dan puasanya sia-sia adalah orang yang tidak suka dengan datangnya Bulan Ramadhan. Karena tidak suka, biasanya orang yang masuk golongan ini enggan berpuasa. Kalaupun dia berpuasa maka pausanya terpaksa dan akhirnya hanya sia-sia. Karena hanya amal shalih yang ikhlaslah yang diterima oleh Allah.
Kedua, orang yang biasa saja menyambut datangnya bulan Ramadhan. Gembira tidak, sedihpun juga tidak. Bagi golongan yang kedua ini, Ramadhan ada atau tidak ada sama saja. Tidak ada persiapan apapun yang ia lakukan dalam menyambut bulan Ramadhan. Tidak ada pengaruh apapun dalam hidupnya bagi golongan yang kedua ini, biasa saja. Sehingga hari-harinya ia lalui seperti hari-hari dibulan-bulan pada umumnya. Tidak ada amal ibadah istimewa yang ia kerjakan. Semangat dan target dalam meningkatkan kualitas ibadahpun tidak ada. Jika ia tidak melakukan amal shalih, ia tidak akan menyesal. Jika ia tidak sedekah pada hari itu, ia tetap biasa saja. Ketika Ramadhan berlalu pun ia tida ksedih. Sebab itu, puasanya golongan yang kedua ini bisa terancam hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja (الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ).
Ketiga, orang yang gembira dengan datangnya bulan Ramadhan. Bagi golongan ini, Ramadhan selalu ia nanti-nantikan kedatangannya. Hari demi hari ia hitung, kapankah Ramadhan tiba? Setiap kali melihat dan mendengar iklan di TV yang berkaitan dengan puasa Ramadhan, sepertii iklan minuman tertentu, atau iklan sarung tertentu, hatinya selalu berdebar, tidak sabar.
Kegembiraan yang menyelimuti hatinya didasari akan keimanan yang kokoh, bahwa puasa Ramadhan adalah perintah yang wajib untuk ditunaikan. Di dalamnya penuh keberkahan. Setiap amal shalih dilipatgandakan balasannya dan dosa-dosa diampuni.
Ciri orang yang masuk golongan yang ketiga ini adalah:
- Di dalam hatinya terpatri bahwa ia akan berubah. Ramadhan akan ia jadikan sebagai momentum terbaik untuk memperbaiki diri (taubatan nasuha).
- Mempersiapkan ilmunya. Mencari tahu keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan dan amalan-amalan apa saja yang dianjurkan di dalamnya.
- Menyusun rencana yang matang (roadmap Ramadhan), apa saja yang akan dilakukan dalam meningkatkan amal shalih selama Ramadhan, seperti mengkhatamkan Al-Qur’an, qiyamul lail, shadaqah, menghadiri majelis ilmu dan lain-lainnya. Setiap detik, menit, jam dan hari-harinya tidak mau ia lewatkan kecuali diisi dengan amal shalih.
- Ia merasa takut jika umurnya tidak sampai di bulan Ramadhan. Sehingga ia selalu berdoa agar dipanjangkan umurnya hingga bisa selamat dan bisa berjumpa dengan Ramadhan.
Janji Allah bagi yang masuk pada golongan ini adalah ampunan (غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ).
Jamaah rahimakumullah
Itulah tiga golongan umat Islam dalam menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan. Masuk golongan yang manakah kita? Golongan yang tidak suka dengan datangnya Ramadhan, golongan yang biasa saja, atau yang gembira? Semoga kita masuk golongan yang ketiga, yaitu golongan yang gembira dengan datangnya Ramadhan. Semoga uraian singkat ini bisa menambah lagi semangat kita dalam mengisi hari-hari kita di bulan yang mulia ini. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak beramal shalih apa lagi sampai tidak berpuasa di bulan penuh berkah ini. Semoga bermanfaat. Aamiin…
نَصْرٌ مِّنَ اللهِ وَفَتْحٌ قَرِيْبٌ والعفو منكم
Oleh : Ustadz Dr. M. Nurdin Zuhdi, S.Th.I., M.S.I., C.NLP.
Naskah Lengkap bisa di download disini
Silakan gabung Group WhatsApp