ArtikelKultum Ramadhan 1445 H

Hakikat Taqwa Dan Keutamaannya

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.  اَمَا بَعْدُ

Jamaah Rahimakumullah

        Apakah taqwa itu? Menurut Raghib al-Ashfahani, ‘taqwa’ adalah memelihara sesuatu dari apa yang membahayakan (حفظ الشئ مما يؤذه وضره) (Al-Asfahany, 677). Muhammad Abduh, penuliskitab tafsir Al-Manar, menyebutkan bahwa ‘taqwa’ bermakna menjauhkan diri dari kemudharatan. Sedangkan menurut Muhammad Ali As-Shabuni taqwa sikap takut terhadap murka Allah. Sikap takut tersebut diwujudkan dalam bentuk menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Seraya tunduk dan patuh hanya kepada-Nya.

Ada dialog yang indah antara dua sahabat Nabi r yang mulia, yaitu dialog Umar bin Khatab dengan Ubay bin Ka’ab tentang arti taqwa. Suatu ketika Umar bertanya kepada Ubay, “Wahai Ubay, apa makna takwa?” Ubay yang ditanya justru balik bertanya. “Wahai Umar, pernahkah engkau berjalan melewati jalan yang penuh duri?”Umar menjawab, “Tentu saja pernah”. Ubay bertanya kembali, “Apa yang engkau lakukan saat itu, wahai Umar?”. Umar menjawab, “Tentu saja aku akan berjalan hati-hati”. Ubay lantas berkata, “Itulah hakikat takwa.”

Dari dialog Umar dan Ubay ini dapat kita petik pelajaran penting tentang hakikat taqwa. Bahwa menjadi orang yang bertaqwa adalah orang yang hidupnya senantiasa penuh kehati-hatian. Setiap saat ia selalu memastikan bahwa dirinya tidak menginjak duri-duri larangan Allah I.

 Tidak ada bekal terbaik dalam mengarungi hidup ini kecuali bekal taqwa. Allah I berfirman:

 …وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

…Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! (QS. Al-Baqarah : 197)

Jama’ah Rahimakumullah

Setidaknya ada lima keutamaan taqwa yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an:

Pertama, Allah akan memberikan jalan keluar dalam menghadapi masalah

وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.(Ath-Thalaq: 2).

Kedua, Allah  akan meberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (Ath-Thalaq: 3).

Ketiga, Allah akan memberikan kecukupan

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى للهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.(Ath-Thalaq: 3).

Keempat, Allah akan memberikan kemudahan dalam urusannya

وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.(Ath-Thalaq: 4).

Kelima, Allah akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ 

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Al-A’raf: 96)

Demikianlah hakikat taqwa dan keutamannya. Semoga Allah senantiasa memasukkan kita kepada golongan orang-orang yang bertaqwa. Aamiin

اَلْبِرُّ مَنِ التَّقيَ  والعفو منكم

Oleh: Ustadz Dr. M. Nurdin Zuhdi, S.Th.I., M.S.I., C.NLP.

Naskah Lengkap bisa di download disini

Silakan gabung Group WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *