Ramadhan Adalah Bulan Taubat
الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin rahimakumullah,
Siapa di antara kita yang tidak pernah berbuat dosa? Tentu tidak ada. Sehari pun kita tidak bisa seperti malaikat yang sama sekali tidak pernah berbuat maksiat terhadap Allah dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.
Kita sebagai manusia biasa pastinya sering berbuat kesalahan. Setiap hamba Allah yang shalih sekalipun yang pernah engkau temui, pastilah ia pernah berbuat kesalahan dan dosa. Rasulullah r bersabda:
كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَاءٌ. وَ خَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
“Setiap anak adam (manusia) berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” …”(H.R. At-Tirmidzi)
Ibnu Mas’ud t berkata kepada para sahabatnya yang mengikutinya, “Kalau kalian mengetahui dosa-dosaku, tentulah kalian akan melempariku dengan batu.”
Kaum muslimin rahimakumullah,
Ada yang mengatakan, apabila dosa itu berbau, pastinya tidak ada orang yang mau mendekat pada kita, karena bau tersebut. Berdasar dari fakta tersebut hendaklah kita senantiasa bertaubat, beristighfar kepada Allah I, terlebih pada bulan Ramadhan saat ini.
Selain dikenal sebagai syahrul shiyam, syahrush shabr, syahrul Qur’an dan syahrul jihad, Ramadhan juga dikenal sebagai syahrut taubah. Ramadhan bulan taubat. Sebab Ramadhan memang momentum yang tepat untuk bertaubat.
Di bulan suci Ramadhan ini menjadi kesempatan emas bagi kita untuk bertaubat kepada Allah I. Allah I berfirman,
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran :135)
Kaum muslimin rahimakumullah,
Faedah yang bisa diambil dari ayat di atas:
- Perbuatan fahsyah dicontohkan oleh para ulama dengan perbuatan zina. Menurut pengertian yang lebih luas lagi adalah setiap dosa yang dipandang jelek oleh syari’at dan pengaruhnya juga pada yang lainnya, seperti zina dan ghibah.
- Setiap manusia tidaklah luput dari kesalahan (alias: tidak ma’shum), entah ia pernah melakukan perbuatan fahsyah atau menzalimi dirinya sendiri.
- Bukanlah yang terpenting manusia itu tidak bermaksiat. Yang terpenting adalah bagaimana jika manusia itu terjatuh dalam maksiat, lantas ia kembali pada Allah.
- Dosa itu ada dua macam, yaitu fahsyah dan dosa di bawahnya. Para ulama membagi dosa itu ada al-kabair (dosa besar) dan ash-shagair (dosa kecil). Fahsyah itulah dosa besar dan menzalimi diri sendiri adalah dosa kecil. Dosa besar, menurut Ibnu Taimiyah adalah dosa yang dinyatakan punya hukuman khusus yang sifatnya duniawi maupun ukhrawi. Yang tidak disebutkan adanya hukuman tertentu, maka masuk dalam dosa kecil.
- Taubat itu mesti segera, karena dalam ayat disebutkan, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah.
- Bersegera bertaubat itu hukumnya wajib karena jikalau dating ajal, taubat tidak lagi akan diterima.
- Mengingat Allah menjadi sebab seseorang itu bertaubat dan kembali pada Allah. Mengingat Allah di sini dengan hati, lisan dan jawarih (anggota badan).
- Cara bertaubat adalah mendahuluinya dengan istighfar, banyak memohon ampun atas dosa yang telah dilakukan.
- Yang mengampuni dosa hanyalah Allah.
- Orang yang bertaubat tidak terus menerus dalam dosa.
Demikian kultum singkat pada kesempatan ini. Semoga bermanfaat dan mendorong kita semua untuk segera bertaubat atas semua dosa dan khilaf yang pernah kita perbuat.
Oleh: Ustadz HM Munawir
Naskah Lengkap bisa di download disini
Silakan gabung Group WhatsApp