ArtikelKultum Ramadhan 1445 H

Membangun Peradaban Dari Keluarga

اَلْحَمْدُ لله لَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dalam Islam keluarga merupakan fondasi sebuah peradaban. Peradaban yang maju dan beradab ditentukan oleh kualitas keluarga-keluarga yang ada di dalamnya. Apabila peradaban diibaratkan sebagai sebuah bangunan, maka keluarga merupakan fondasi dan tiang-tiang yang menyusun bangunan tersebut, kelemahannya menjadikan bangunan akan mudah rusak bahkan runtuh dengan sendirinya. Dan apabila keluarga kuat, maka akan menjadikan peradaban semakin kokoh dan kuat.

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting untuk menjadi madrasah (pusat pendidikan) bagi seluruh anggotanya. Bagi seorang ayah, keluarga merupakan madrasah pendidikan yang harus digunakan untuk mengasah kepemimpinan.  Seorang ayah harus bisa mengayomi dan welas asih, berlaku adil kepada seluruh anggota keluarga, serta konsisten menjadi teladan kebaikan untuk istri dan anak-anaknya. Seorang istri juga harus bisa menjadikan keluarga sebagai wasilah untuk mengasah sifat amanah, tanggungjawab, serta ketaatan dalam perkara-perkara yang ma’ruf.

Perkara yang paling penting dalam keluarga, adalah menjadikannya sebagai madrasah bagi anak-anak. Keluarga harus bisa menjadi miniatur peradaban mulia, mendidik anak-anak untuk komitmen kepada kebenaran, menghormati orang tua, serta kasih sayang kepada sesama.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Islam memberikan arahan-arahan bagi pemeluknya, terkait aktivitas di dalam keluarga. Keluarga harus menjadi sarana menyemai akhlak yang mulia. Rasulullah r bersaba :

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku”(HR Tirmidzi)

Hadits tersebut merupakan pedoman, dari Nabi r agar seseorang selalu berbuat kebaikan kepada keluarganya. Kebaikan-kebaikan yang selalu dihadirkan, oleh anggota keluarga terutama kepala keluarga, akan menjadikan seluruh anggotanya terbiasa untuk berbuat kebaikan. Sehingga ketika mereka berinteraksi dengan orang luar, kebaikan-kebaikan tersebut akan otomatis menyertai, dalam pola perilaku dan ucapan. Masyarakat yang terbiasa untuk saling memberikan kebaikan, akan menjadi sebuah peradaban unggul dan bermartabat.

Keluarga harus komitmen pada nilai-nilai kebenaran, Allah I berfirman:

 وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan ketika lukman menasehati anaknya, wahai anakku janganlah engkau syirik kepada Allah, sesungguhnya kesyirikan merupakan kedholiman yang nyata.” (QS. Luqman :13)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dalam ayat ini Allah I memberi contoh, tentang seorang ayah yang mengajarkan tauhid kepada anaknya. Walaupun objek pengajaran tauhid dalam ayat ini, khusus tertuju kepada anak, namun perintah pengajaran juga harus ditujukan kepada yang lain termasuk istri. Sebagaimana kaidah dalam memahami ayat yang berbunyi Al-‘ibratu Bi ‘Umumil Lafdzi La Bi Khushushi Assabab (yang menjadi patokan adalah keumuman lafadz dan bukan sebab yang khusus). Anggota keluarga yang konsisten dengan nilai-nilai tauhid akan mewarnai masyarakat disekitarnya, menjadi masyarakat yang lebih tunduk, patuh, dan takut hanya kepada Allah I. Hal ini akan meminimalisir penyimpangan-penyimpangan norma yang dilakukan oleh anggota masyarakat.

Di dalam keluarga, Islam juga memberikan arahan agar seluruh anggotanya, saling mengingatkan dalam hal ibadah, kepada Sang Pencipta Allah I. Allah I berfirman :

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا

“Perintahkanlah keluargamu untuk mengerjakan Shalat, dan bersabar diatasnya, (QS. Thaha : 132).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kedisiplinan anggota kelurga dalam beribadah terutama Shalat, akan menjadikan mereka terbiasa dengan aktivitas-aktivitas yang produktif. Hikmah yang didapat dalam ritual ibadah Shalat, adalah menjadikan orang lebih disiplin dalam hal waktu, menjaga kebersihan, menjaga penampilan dalam berpakaian, dan santun dalam perkataan serta perbuatan.

Oleh karena itu, keluarga yang ideal menurut Islam, yang di dalamnya penuh dengan nilai-nilai kebaikan, komitmen dengan tauhid yang benar, serta menjaga amanah untuk beribadah kepada Allah I, akan menjadi pondasi kebaikan bagi peradaban manusia.

Oleh: Ustadz. Firdaus Arifullah, S.Pd.I., M.H.

Naskah Lengkap bisa di download disini

Silakan gabung Group WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *