ArtikelKultum Ramadhan 1445 H

Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا. تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا.  اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمِّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Saat ini bisa dikatakan, hampir semua orang menggunakan gadget. Mulai dari smartphone, tablet ataupun laptop. Bila kita amati di berbagai tempat mulai dari sekolah, kantor, tempat perbelanjaan, sampai kendaraan umum, begitu banyak orang disibukkan dengan gadgetnya. Gadget menjadi magnet yang sangat menarik dan menjadi candu, sehingga berkomunikasi melalui dunia maya menjadi kewajiban setiap hari dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam.

Tak sedikit orang tua mengeluh lantaran anak mereka kecanduan smartphone. Pagi siang malam anak-anak hanya asyik bermain game. Jika smartphone tersebut diambil, anak akan menangis, memberontak, dan melawan.

Ini merupakan persoalan orang tua masa kini. Padahal, mereka sendiri yang memfasilitasi telepon pintar itu untuk anak. Tapi mereka juga yang pusing saat anaknya rusak karena gadget. Akhirnya, orang tua merasa frustasi dengan kondisi anak kecanduan gadget.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Bagaimana cara mengatasi anak yang kecanduan gadget? urutan-urutan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

Pertama, Orang tua (bapak dan ibu), harus bertaubat kepada Allah. Karena sumber masalahnya ada pada orang tua, yakni mereka memfasilitasi gadget pada anak-anak sebelum waktunya. Ibnu Qayyim al Jauziyah mengatakan :

Betapa banyak orang yang mencelakakan anaknya (belahan hatinya) di dunia dan di akhirat karena tidak memberi perhatian dan tidak memberikan pendidikan adab kepada mereka. Orang tua justru membantu si anak menuruti semua keinginan syahwatnya. Ia menyangka bahwa dengan berbuat demikian berarti dia telah memuliakan si anak, padahal sejatinya dia telah menghinakannya. Bahkan, dia beranggapan, ia telah memberikan kasih sayang kepada anak dengan berbuat demikian. Akhirnya, ia pun tidak bisa mengambil manfaat dari keberadaan anaknya. Si anak justru membuat orang tua terluput mendapat bagiannya di dunia dan di akhirat. Apabila engkau meneliti kerusakan yang terjadi pada anak, akan engkau dapati bahwa keumumannya bersumber dari orang tua.” (Tuhfatul Maudud hal. 351).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Beliau juga mengatakan,

“Mayoritas anak menjadi rusak dengan sebab yang bersumber dari orang tua, dan tidak adanya perhatian mereka terhadap si anak, tidak adanya pendidikan tentang berbagai kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya. Orang tua telah menyia-nyiakan anak selagi mereka masih kecil, sehingga anak tidak bisa memberi manfaat untuk dirinya sendiri dan orang tuanya ketika sudah lanjut usia. Ketika sebagian orang tua mencela anak karena kedurhakaannya, si anak menjawab, ‘Wahai ayah, engkau dahulu telah durhaka kepadaku saat aku kecil, maka aku sekarang mendurhakaimu ketika engkau telah lanjut usia. Engkau dahulu telah menyia-nyiakanku sebagai anak, maka sekarang aku pun menyia-nyiakanmu ketika engkau telah berusia lanjut’.” (Tuhfatul Maudud hal. 337).

Semoga Allah I mengampuni dosa-dosa kita, termasuk kesalahan kita dalam mendidik anak-anak kita. Agar Allah menyucikan dan membuka kembali hati kita.

Kedua, Lakukan kebaikan sebanyak-banyaknya. Setiap ada suatu keburukan yang menimpa kita, iringilah dengan banyak kebaikan karena kebaikan itu menghapuskan keburukan.

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, iringilah kesalahanmu (keburukan) dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah semua manusia dengan budi pekerti yang baik.” (HR. Tirmidzi).

Ketiga, berdoa kepada Allah agar Allah membalikkan hati anak kita. Allah yang memiliki hati anak kita, maka mintalah pada Allah.

Keempat, Tangani sumber masalahnya. Jika kecanduan gadget ini diibaratkan penyakit, maka untuk menyembuhkannya, jauhkan anak dari sumber penyakit yaitu gadget. Gadget itu alat, ia ibarat pisau. Jika belum waktunya memberi gadget tapi sudah kita beri, maka seperti kita memberi pisau kepada seorang bayi. Gadget hanyalah alat, ia yang tidak menjamin komunikasi kita lancar, kita hanya butuh tawakkal pada Allah I agar Allah menjaga diri dan hati anak kita.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Selanjutnya kapan waktu yang tepat untuk memberi/memfasilitasi gadget kepada anak kita?

Pertama, ketika jiwa anak sudah tenang. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang melarang orang tua memberi harta benda kepada anak yang belum memiliki akal sempurna. Smartphone termasuk harta benda yang tak boleh asal diberikan kepada anak-anak. Allah I berfirman dalam surah An-Nisa ayat 5:

وَلَا تُؤۡتُواْ ٱلسُّفَهَآءَ أَمۡوَٰلَكُمُ ٱلَّتِي جَعَلَ ٱللَّهُ لَكُمۡ قِيَٰمٗا وَٱرۡزُقُوهُمۡ فِيهَا وَٱكۡسُوهُمۡ وَقُولُواْ لَهُمۡ قَوۡلٗا مَّعۡرُوفٗا 

Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.

Kedua, ketika anak mengerti manfaat dan mudharatnya. Allah I berfirman;

فَإِنۡ ءَانَسۡتُم مِّنۡهُمۡ رُشۡدٗا فَٱدۡفَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ أَمۡوَٰلَهُمۡۖ

Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya.

Al-Qur’an secara tegas memerintahkan agar orang tua memberikan harta benda kepada anak saat sudah baligh, dewasa dan mampu mengelola urusannya sendiri.

Semoga Allah I menjaga anak-anak kita dari tipu daya dunia yang hanya sementara ini.. 

Oleh: Ustadz R Joko Winarno

Naskah Lengkap bisa di download disini

Silakan gabung Group WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *