ArtikelKultum Ramadhan 1445 H

Peran Dan Kewajiban Orang Tua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Peran orang tua sangat menentukan baik-buruk serta utuh-tidaknya kepribadian anak. Untuk itu orang tua pasti akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah I kelak di akhirat tentang anak-anaknya. Allah I menceritakan kisah Luqman Al Hakim dalam surat Luqman ayat 12 sampai 19, ketika ia memberikan nasehat yang berharga kepada anaknya:

Luqman Ayat 12 :

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.

Luqman Ayat 13 :

 وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Luqman Ayat 14 ;

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Luqman Ayat 15

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Luqman Ayat 16

يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ

(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Luqman Ayat 17 :

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Luqman Ayat 18 ;

 وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Luqman Ayat 19 ;

 وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Keterangan singkat :

  1. Dan Allah telah memberikan kepada Luqman hikmah, yakni pemahaman dalam agama, akal dan kebenaran dalam berkata. Luqman termasuk hamba yang pandai bersyukur. Luqman menjadi teladan sebagai ayah yang baik dan paripurna.
  2. Luqman memberikan pendidikan ketauhidan yang benar kepada anak anaknya. Wahai anakku janganlah sekali kali kamu menyekutukan Allah. Perilaku syirik adalah dosa yang sangat besar dan tidak diampuni.
  3. Peran dan kewajiban orang tua yang asasi adalah memberikan Pendidikan ketauhidan, bersyukur, diawali dengan membaca dan mempelajari al Quran.
  4. Perintah Allah kepada manusia agar berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtua. Betapa orang tua sudah mengasuh dan membesarkanya. Ibunya memberi ASI sekitar 2 tahun dan menyapihnya, ayah memberi nafkah yang halal dan baik. Maka sangat penting untuk bersyukur kepada Allah dan juga kepada kedua orangtua.
  5. Bagaimanapun Allah I adalah maha mengetahui. Apapun yang kita lakukan semua dalam pengawasan Allah. Maka seandainya orangtua kita memaksa kepada hal hal yang bertentangan dengan ketauhidan, maka sebagai anak tetap harus menolak dengan cara yang halus dan baik. Jangan dendam dan memusuhinya. Ingatlah kisah Nabiyullah Ibrahim dengan bapaknya.
  6. Pelajaran luar biasa dari Luqman kepada anaknya adalah bahwa sebesar dan sekecil apapun amalan pasti Allah akan membalasnya. Baik dilangit atau di bumi semua dalam pengawasan Allah I.
  7. Pelajaran selanjutnya adalah mengajak kepada anaknya untuk mendirikan Shalat, berperan aktif dalam amar makruf nahi munkar,dan sabar terhadap apapun yang menimpa. Hal ini adalah bagian dari perintah perintah Allah I.
  8. Luqman juga mengajarkan kepada anaknya : jangan sombong dalam bergaul dengan sesama manusia, dan jangan berjalan dengan angkuh. Ingat manusia adalah mahluq yang penuh dengan kekurangan.  Sehebat apapun kita tetap saja mempunyai kelemahan, kekurangan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kesimpulan :

  1. Pengajaran yang pertama dan utama dari orang tua kepada anaknya adalah keteladan, pendidikan ketauhidan , tatacara beribadah, dan berbakti kepada kedua orangtua.
  2. bahwa manusia harus bersyukur, berbakti kepada kedua orangtua, tidak menyekutukan Allah, mendirikan Shalat, aktif didalam gerakan mengajak kepada yang makruf, serta memberantas kemungkaran.
  3. Amalan seberapun pasti Allah akan membalas, maka jangan berlaku sombong dan angkuh, ingat manusia tempatnya kelemahan dan kekurangan.
  4. Adalah Peran dan kewajiban orangtua untuk menanamkan ketauhidan, berbakti kepada kedua orang tua, Shalat, sabar, mau bersyukur  serta tidak angkuh dan sombong, sesuatu yang perlu ditanamkan sejak anak berusia dini.
  5. Usaha riilnya adalah juga memasukan dalan lembaga pendidikan Islam sejak dari TK sampai perguruan tinggi.

Oleh: Ustadz M Humam, S.Ag

Naskah Lengkap bisa di download disini

Silakan gabung Group WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *