Para Ibu : Cintailah Keluarga Terkhusus Anak-Anakmu
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
Hadirin Jamaah Rahimakumullah
Di tangan para ibu hebatlah nasib dan masa depan keluarga, terutama anak-anak kita sandarkan. Sudah sepatutnya kita memberikan apresiasi yang tinggi, kepada ibu-ibu hebat di Negeri ini. Mengapa? Karena menjadi seorang ibu bukan pekerjaan yang mudah. Ibu adalah sosok hebat yang mampu melakukan tugas-tugasnya tanpa mengenal lelah. Peran seorang ibu tidak bisa dianggap remeh, karena harus memikul beban dan tanggung jawab yang sungguh berat. Namun dengan semangat dan tulus ihlas,maka berbagai macam tugas mulia tersebut dapat dituntaskan dengan baik.
Dalam hadits yang dinukil dari kitab Tafsir Qashashi Jilid IV karya Syofyan Hadi, Rasulullah r memberikan kemuliaan kepada seorang ibu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ r فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah t,, “Seseorang datang kepada Rasulullah r dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi r menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi r menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi r menjawab, ‘Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadirin jamaah yang dimuliakan Allah
Pada hadits tersebut dikatakan, kedudukan ibu tiga kali lebih utama daripada ayah, sebab ibu telah melakukan tiga hal kepada anaknya, yang tidak bisa dilakukan ayah. Ketiga hal tersebut adalah mengandung, melahirkan dan menyusui.
Tugas ibu sungguh sangat berat akan tetapi sangat mulia. Bahkan tidak hanya sebatas mengandung, melahirkan dan menyusui saja, akan tetapi bagaimana ibu juga harus mempersiapkan anak-anaknya, menjadi anak-anak yang berkualitas, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan jasmani saja yang tercukupi, tetapi kebutuhan rohani juga harus diprioritaskan.
Ibu-ibu hebat sangat mencintai anak-anaknya. Mereka sangat Ikhlas dan tulus dalam mengemban amanah ini. Untuk itulah maka bagaimana sosok ibu, mampu menorehkan tinta, dan membentuk karakter dalam kehidupan anak-anaknya. Rasulullah r mengingatkan kepada kita, seperti yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah t, :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ r : كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ
“Rasulullah r bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang–tuanyalah yang membuatnya menjadi orang Yahudi, orang Nasrani, atau majusi.
Hadirin jamaah yang dimuliakan Allah
Dari hadits di atas, maka beberapa hal di bawah ini dilakukan sosok ibu sebagai wujud dari cinta ibu kepada anak-anaknya, adalah :
Pertama, Mendidik Anak Ketika Masih dalam Kandungan
Dalam usia kandungan 120 hari, maka pendidikan untuk anak dimulai. Bagaimana cara mendidik anak di kandungan? Ketaatan kepada Allah I, Ikhlas, banyak membaca Al Qur’an. Seorang ibu yang sedang hamil juga dianjurkan untuk menghindarkan dari perbuatan dosa dan akhlak yang buruk. Itulah Pendidikan anak ketika dalam kandungan. Do’a yang diajarkan Nabi Ibrahim u yang diabadikan di dalam QS. Ibrahim ayat 40 :
رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku”.
Kedua, Mendidik Anak Sopan Santun dan Akhlak Mulia
Menanamkan pendidikan sopan santun, akhlak, budi pekerti adalah sangat diperlukan. Semua dilakukan untuk membentuk pribadi anak sejak dini. Metode dan pola yang tepat untuk pendidikan ahlaqul karim adalah pola pembiasaan dan contoh, diantaranya adalah :
- Membiasakan untuk berbicara dengan santun kepada siapapun.
- Membiasakan untuk menghormati yang lebih tua, menyayangi sesama dan yang lebih muda
- Membiasakan untuk bertatakrama yang baik kepada siapapun.
- Membiasakan melaksanakan Shalat diawal waktu dengan tertib.
- Membiasakan untuk berdisiplin dan menghargai waktu.
- Menanamkan pola reword dan punishment yang sewajarnya.
- Membiasakan dan menanamkan cinta Nabi Muhammad r. Tanamkan 3 hal kepada anak-anakmu, untuk :
- Mencintai Nabi Muhammad r
- Mencintai Keluarga Nabi Muhammad r
- Dan Membaca Al Qur’an
Hadirin jamaah yang dimuliakan Allah
Ketiga, Mendidik Anak tentang Iman
Dalam penggalan Al Qur’an surat Al A’raf ayat 172 :
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا
“Bukankah Aku ini Tuhan kamu? Mereka menjawab: “Ya, kami menjadi saksi.”
Dalam penggalan ayat diatas, jelas bahwa pada hakekatnya anak yang masih dalam kandungan itu beriman kepada Allah I. Maka setelah lahir kedunia, karena pengaruh orang tua, pendidikan dan atau lingkungan, akhirnya ada yang tetap beriman, namun ada juga yang ingkar. Disinilah tugas pokok dan peran orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Supaya tetap berada pada jalan yang lurus.
Oleh: Ustadz Syahril Sidiq, S.Pd.I.,MA
Naskah Lengkap bisa di download disini
Silakan gabung Group WhatsApp