ArtikelKultum Ramadhan 1445 H

Suami Adalah Pemimpin Keluarga, Jangan Tergoda Bujuk Rayu Dunia

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Jamaah yang berbahagia

Ramadhan merupakan bulan penggemblengan (Syahrut Tarbiyah) bagi setiap muslim, baik dalam ranah pribadi maupun keluarga. Melalui ibadah shaum Ramadhan seorang muslim dilatih untuk mengendalikan hawa nafsunya sehingga selalu berada di atas jalan ketaatan.

Sebagai kepala keluarga, suami memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai keshalihan di bulan Ramadhan bagi anggota keluarganya. Ia bagaikan nahkoda yang mengemudikan bahteranya mencapai tujuan dengan selamat. Di zaman yang penuh fitnah ini, seorang pemimpin keluarga harus memiliki komitmen yang kuat terhadap kebenaran, tidak tergoda oleh bujuk rayu hawa nafsu yang menggiurkan. Allah I berfirman dalam QS. Ali Imron ayat 14,

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Jamaah yang berbahagia

Dalam Tafsir Al-Mukhtashar, Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid,  menjelaskan bahwa Allah I telah menghiasi hidup manusia- termasuk seorang suami-sebagai ujian bagi mereka dengan kecintaan pada kesenangan-kesenangan duniawi, seperti wanita, anak-anak, harta yang banyak dan berlimpah berupa emas dan perak, kuda (kendaraan) yang bermerk lagi bagus, binatang ternak berupa unta, sapi,dan kambing, dan pertanian. Itu adalah kesenangan hidup di dunia yang bisa dinikmati dalam jangka waktu tertentu kemudian hilang. Maka tidak sepatutnya seorang mukmin menggantungkan hidupnya pada kesenangan tersebut. Hanya Allah saja yang memiliki tempat kembali yang baik, yaitu surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Sungguh merugi dan sangat disayangkan, apabila ada seorang pemimpin keluarga yang tidak dapat mengemban amanah dengan baik karena tergiur dengan gemerlapnya dunia. Mereka melalaikan kewajibannya terhadap Allah I, tidak memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya, bahkan terjerumus ke dalam kubangan kemaksiatan, perbuatan yang diharamkan, dan akhlak yang tercela.

Kita bisa melihat, mendengar, bahkan menyaksikan secara langsung bagaimana oknum yang berstatus sebagai kepala keluarga melakukan pelanggaran hukum (tindak kriminal) yang merugikan dirinya, keluarganya, dan orang lain. Apabila kondisi ini terus dilakukan dan tidak segera bertaubat kepada Allah I, maka akan hilang keberkahan dan keharmonisan sebuah keluarga. Na’udzubillaahi min dzaalik. 

Oleh karena itu, seorang suami sebagai pemimpin keluarga hendaklah selalu bermujahadah untuk melaksanakan amanah yang diembannya dengan baik, karena kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah I. Rasulullah r bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

(Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya).

Jamaah yang berbahagia,

Dari uraian di atas dapat disimpulkan nilai-nilai berikut:

  1. Melalui momentum Ramadhan yang penuh barokah ini, seorang kepala keluarga dapat mengajak semua anggota keluarganya meningkatkan kualitas dan kuantitas ilmu dan amalnya, diantaranya dengan; melaksanakan shaum dengan ikhlas dan benar, membaca dan mentadaburi Al Quran, menegakkan qiyamullail dengan khusyuk, memperbanyak shadaqah, menghadiri kajian dan silaturrahmi, serta beriktikaf di sepuluh akhir Ramadhan.
  2. Semoga langkah mulia tersebut apabila dilaksanakan dengan ikhlas dan benar insya Allah akan menjadi wasilah untuk membangun keluarga yang barokah. Aamiin. 

Oleh: Ustadz Rahmat Budiyanto, S.Pd

Naskah Lengkap bisa di download disini

Silakan gabung Group WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *