ArtikelKultum Ramadhan 1445 H

Meraih Husnul Khatimah

الحَمْدُ لِلَّهِ الَذِيْ فَتَحَ لِعِبَادِهِ طَرِيْقَ الْفَلاَحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ .أَمَّا بَعْدُ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Husnul Khatimah merupakan dambaan dan harapan setiap hamba yang beriman dalam hidupnya dalam segala hal, bukan hanya masalah kematian, tetapi juga setiap akhir perjalanan baik itu karir maupun sebagai seorang yang diberikan amanah, Karenanya do’a husnul khatimah sering dipanjatkan sebagai motivasi dan kesungguhan meraihnya.

Husnul khatimah merupakan penilaian akhir yang sangat menentukan.  Sebagai contoh seorang pemimpin suatu negara, yang mendapatkan mandat dari rakyat, yang awalnya memberikan janji manis dengan berbusa busa sebelum dia terpilih, kemudian setelah terpilih dia lupa dengan amanat dan janji yang dia janjikan, sampai akhir masa jabatannya, maka bukan khusnul khotimah yang ia dapatkan namun “suul khatimah”, sebaliknya seorang pemimpin (Presiden, Direktur, Deputy, Gubernur, Bupati, Wali Kota, Camat, Lurah, RW, RT) yang menepati semua janjinya dan amanah yang diberikan oleh rakyat, dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,  sampai akhir masa jabatannya, maka dia mendapatkan akhir yang baik atau husnul khatimah.

Begitu juga, boleh jadi kehidupan seseorang kental dengan kemaksiatan dan dosa, lantas ia bertaubat dan menjadi lebih baik diakhir waktunya maka ia mendapatkan khusnul khotimah. Namun yang paling aman, adalah tetap istiqamah dengan keimanan dan ketakwaan dari awal hingga akhir usia.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Lantas apakah pengertian dari husnul khatimah itu secara syar’i ?

Menurut Syaikh Muhammad Al-Munajjid, yang dimaksud husnul khatimah adalah seorang hamba sebelum kematiannya diberi taufik untuk menjauhi apa saja yang menimbulkan murka Allah I, bertaubat kepada Allah  dari dosa dan maksiat, serta mengamalkan berbagai ketaatan dan kebaikan kemudian dia meninggal dunia di atas kebaikan-kebaikan tersebut.

Yang menunjukkan kepada makna husnul khatimah semacam ini adalah hadits shahih dari Anas bin Malik t, dia berkata,”Rasulullah r bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قِيلَ : وَمَا اسْتَعْمَلَهُ؟ قَالَ يُفْتَحُ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ بَيْنَ يَدَيْ مَوْتِهِ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ مَنْ حَوْلَهُ

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Allah jadikan ia beramal.” Para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dijadikan dia beramal?” Rasulullah bersabda, “Dibukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggal, hingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridha kepadanya.” (HR: Ahmad).

Amal perbuatan seorang muslim saat di dunia ini ditentukan oleh penutup dari amal tersebut. Bila amal yang menutup kehidupan seorang Muslim adalah amal shalih maka itu tanda yang baik bagi dirinya insyaallah.Dan bila penutup hidupnya adalah perbuatan yang buruk maka itu merupakan sebuah sinyal kerugian yang bisa jadi akan menimpa dirinya di akhirat nanti. Na’udzubillah min dzalik. Dari Abu hurairah t,, Nabi Muhammad r bersabda

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

“Barang siapa yang akhir perkataannya sebelum kematiannya adalah kalimat Laa ilaaha illallah (tiada Tuhan selain Allah) maka ia akan masuk surga” HR. Muslim.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Langkah langkah yang dapat diambil untuk mendekati dan berusaha mendapatkan husnul khatimah

  1. Ketaatan kepada Allah dalam segala aspek kehidupan,  yakni dengan mematuhi semua perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
  2. Senantiasa  berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadahnya.
  3. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah I.
  4. menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam dan menghindari dari perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun untuk orang lain.
  5. Mengikuti sunnah Rasulullah r, dan mengamalkan sunnah nabi Muhammad r dalam kehidupan sehari-hari.
  6. Bertobat dan memperbaiki diri untuk selalu bersedia mengakui semua perbuatan dosa-dosa yang telah dilakukan, dan berusaha untuk bertobat memperbaiki diri secara terus-menerus untuk mendapatkan ridho dari Allah I.
  7. Memperbanyak dzikir dan berdoa, rutin berzikir berdoa pada waktu-waktu yang yang mustajab,
  8. Memohon ampunan kepada Allah I,  senantiasa berusaha untuk membersihkan hati,  dan senantiasa menjaga koneksi spiritual dengan Allah I.
  9. Selalu berusaha untuk memiliki akhlak yang mulia seperti jujur sabar dan rendah hati, serta menjauhi sikap dan perilaku yang buruk,  melaksanakan semua amanah yang diberikan, dan untuk mencapai ridho Allah I.
  10. Memperbanyak membaca Al Quran, dengan memahami dan mengamalkan isi Alquran dalam kehidupan sehari-hari akan membawa berkah dan mendekatkan diri kepada Allah I.
  11. Berharap kepada rahmat Allah I, dengan terus berdoa dan berharap kepada rahmat dan ampunan Allah I, ingatlah bahwa Allah maha pengampun lagi maha penyayang kepada hambanya, yang mau bertobat dengan ikhlas,  dengan merendahkan diri  di hadapan Allah I.
  12. Mempersiapkan kematian dengan yang baik, selalu ingat bahwa kematian bisa datang kapan saja, baik tua muda anak-anak semuanya pasti mengalami kematian, karena kematian itu adalah kepastian, persiapkan diri dengan melakukan amal shalih, menyelesaikan hutang dan memperbaiki hubungan, dengan sesama dan orang lain.

Semoga dengan mengikuti langkah-langkah diatas, dan dengan kehendak  Allah I, kita mendapatkan dan di kemudian hari meraih husnul khatimah di akhir hidup kita, aamiin.

Oleh: Ustadz Waston Nurhadi, S.P

Naskah Lengkap bisa di download disini

Silakan gabung Group WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *