Khutbah Idul Fitri 1445 H : Pemimpin dan Masyarakat Shalih, Sebab Keberkahan di Bumi
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ، اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.كَمَا قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ ، فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ فِيْهِ وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin, jamaah Shalat ’Id rahimakumullah
Belum lama lisan kita berdoa kepada Allah, belum lama lisan kita juga mengaminkan orang yang berdoa ya Allah pertemukan kami dengan bulan Ramadhan. Hari ini sungguh Ramadhan telah pergi meninggalkan kita dan tinggallah kita bersama kenangan-kenangan indah bersamanya. Beberapa hari yang lalu kita rutin melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjadikan hati kita tenang bahkan tekadang tetesan air matapun mengalir mewarnai suasana kekhusyu’an.
Beberapa hari yang lalu kita rutin melaksanakan shalat jamaah di masjid, banyak sedekah, banyak dzikir dan doa kepada-Nya. Namun itu semua kini tinggallah kenangan yang mungkin beberapa hari lagi akan segera sirna. Bahkan mungkin beberapa hari lagi kita akan menyaksikan orang-orang yang saat Ramadhan ramai membanjiri masjid-masjid tersebut akan kembali meninggalkan shalat jamaah. Dan bahkan mungkin beberapa hari lagi orang yang dermawan itu akan kembali menjadi orang yang bakhil yang tidak mau mengeluarkan hartanya untuk orang yang membutuhkan.
Betapa celakanya mereka, karena Ramadhan datang menghampirinya dan pergi tanpa memberikan sedikitpun bekas pada dirinya.
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ،
“Betapa celakanya orang yang Ramadhan datang menghampirinya dan berlalu namun dosa-dosanya belum diampuni (HR. Ahmad)
Mereka adalah orang-orang yang merugi, Ramadhan datang menghampiri dirinya dan menyaksikan dirinya menyia-nyiakan Ramadhan, maka Ramadhan akan menghujat dirinya kelak dihadapan Allah pada hari kiamat. Ramadhan bagi dirinya hanyalah sebagai topeng untuk menutupi kemunafikan dan keburukan dirinya. Ketika topeng Ramadhan itu terlepas dari wajahnya, akan terlihatlah wujud aslinya. Apabila dia adalah seorang penjahat akan kembali nampak sebagai seorang penjahat, dan apabila dia seorang yang gemar melakukan kemaksiatan akan kembali bergelimang dengan kemaksiatan.
Semoga Allah I mengampuni semua dosa kita dan mudah-mudahan semua amal ibadah kita diterima oleh Allah I, Aamiin.
Shalawat dan salam semoga terhatur kepada baginda Nabi Muhammad r, manusia paling shalih di muka bumi, pemimpin seluruh manusia, bahkan pemimpin para Nabi dan Rasul, Imaamul anbiyaa’ wal mursaliin, yang seluruh ajarannya adalah merupakan kemakmuran bumi, yang seluruh petunjuknya adalah berdasarkan wahyu. Kemuliaan Islam inilah yang memperbaiki bumi setelah rusaknya, yang memakmurkan bumi setelah kehancurannya, yang mengembalikan manusia dalam kemuliaannya sebagaimana manusia memang telah dimuliakan Allah.
Dalam kesempatan yang mulia ini, perkenankan saya mengajak kepada seluruh hadirin “marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah, karena dengan ketakwaan inilah setiap muslim akan mendapatkan kemuliaan yang sebenarnya:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling takwa (QS. Al Hujurat: 13)
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin, jamaah Shalat ’Id rahimakumullah
Dalam al-Qur’an, Allah I mengabarkan sebuah negeri yang berkah, yang dikenal dengan sebutan Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Allah I berfirman:
لَقَدۡ كَانَ لِسَبَإٖ فِي مَسۡكَنِهِمۡ ءَايَةٞۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٖ وَشِمَالٖۖ كُلُواْ مِن رِّزۡقِ رَبِّكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لَهُۥۚ بَلۡدَةٞ طَيِّبَةٞ وَرَبٌّ غَفُورٞ
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan) : Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun (Qs. Saba :15)
Dahulu Saba’ adalah negeri yang subur dan makmur. Kesuburan tanahnya dilukiskan dari terlihatnya di kiri kanan jalan penuh kebun-kebun menghijau, dihiasi dengan pohon-pohon berbuah lebat. Buah-buahan yang ada juga digambarkan dengan segala sifat kelezatan dan keistimewaan dibandingkan dengan buah-buahan yang ada di tempat lain di bumi. Seseorang yang berjalan di seluruh Negeri Saba’ tak pernah merasakan lelah, haus, dan lapar, karena jika ingin makan, tinggal memetik aneka macam buah yang terdapat di sepanjang jalan. Sehingga sejauh dan seberat apa pun perjalanan, akan terasa dekat dan ringan.
Demikianlah keberkahan yang diberikan Allah I kepada Negeri Saba’ karena penduduknya senantiasa tunduk dan patuh dalam menjalankan perintah Allah I, terbebas dari perbuatan syirik dan zhalim serta selalu mensyukuri nikmat yang Allah I berikan.
Namun ketika penduduknya berpaling dari ketaatan dan peribadatan kepada Allah I serta tidak bersyukur kepada-Nya, maka keberkahan negeri Saba’ berganti menjadi petaka berupa banjir besar yang meluluhlantakkan negeri tersebut. Allah I berfirman
فَأَعۡرَضُواْ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ سَيۡلَ ٱلۡعَرِمِ وَبَدَّلۡنَٰهُم بِجَنَّتَيۡهِمۡ جَنَّتَيۡنِ ذَوَاتَيۡ أُكُلٍ خَمۡطٖ وَأَثۡلٖ وَشَيۡءٖ مِّن سِدۡرٖ قَلِيلٖ
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr] (Qs. Saba :16)
Berubahlah keadaan secara ekstrim, tak ada lagi rasa aman, tikus-tikus menggerogoti bendungan seperti yang disebutkan oleh Ibnu Katsir. Tak ada lagi yang tumbuh selain pepohonan atau buah yang mereka tidak membutuhkannya atau tidak bisa memanfaatkannya.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin, jamaah Shalat ’Id rahimakumullah
Sekitar abad ke 11 Masehi, Andalusia mencapai puncak kejayaan di Eropa. Saat itu negeri Andalusia memiliki pemimpin yang ‘alim, shalih, adil, dan amanah, memimpin dengan waktu kepemimpinan yang sangat panjang, yakni 50 tahun. Beliau adalah Abdurrahman bin An Nashir.
Di bawah pemerintahan Abdurrahman bin An Nashir, Ibukota Andalusia (Cordoba) menjadi pusat intelektual paling penting di Eropa Barat. Dia memperluas perpustakaan kota, yang dikemudian hari diperkaya isinya oleh para penggantinya. Juga dikatakan di Cordoba saat itu terdapat 3.000 Masjid dan 100.000 toko dan rumah selama masa pemerintahannya. Pemimpin ini yang membawa Andalusia kepada puncak kemakmurannya, menjadi pusat peradaban Eropa saat itu, serta pusat ilmu pengetahuan, dengan Cordoba menjadi ibu kotanya.
Sebagai pemimpin yang ‘alim, tentu dia juga mengangkat pemimpin di bawahnya yang luar biasa, yang memuliakan pemimpin agama. Seorang ahli ilmu yang ikhlas, dan tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah I. Seorang tersebut adalah Qadhi Mundzir bin Sa’id.
Qadhi Mundzir memberikan pelajaran berharga bagi kita semua, “Kalaulah pemimpin di bumi ini khusyu’ dan tunduk kepada Yang Menguasai langit, tidak merasa angkuh, maka Allah Sang Penguasa langit akan menurunkan rahmat-Nya.”
Tentu sesungguhnya bukan hanya karena keshalihan pemimpinnya yang menjadi sebab turunnya rahmat Allah, tetapi juga karena sesungguhnya Qadhi Mundzir bin Sa’id juga seorang ulama shalih yang mengawal keadilan negeri itu dengan kesungguhan. Tidak berani mempermainkan hukum, bahkan kepada Khalifah sekalipun. Tidak tebang pilih hukum, atau tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Orang seperti Qadhi Mundzir inilah yang dipilih Khalifah Abdurrahman An Nashir untuk mengawal keadilan di Negeri Andalusia.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin, jamaah Shalat ’Id rahimakumullah
Baru saja bangsa Indonesia selesai mengikuti hajatan nasional berupa “Pemilu” untuk memilih Presiden, DPD, dan DPR. Maka nasehat kami,
Kepada mereka yang mendapatkan amanah untuk memimpin dan mengatur negeri ini, mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah, baik Presiden, Wakil Presiden, Anggota DPR, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah, Dukuh, RT, Kepada aparatur peradilan dan keamanan, jadilah pemimpin yang adil, shalih, tunduk, dan takut kepada Allah, Jadikanlah ulama yang tidak takut kepada siapapun kecuali Allah, sebagai penasehat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan umat.
Tunaikanlah amanah mengatur negeri ini dengan penuh rasa takut kepada Allah. Jangan pernah berlaku zhalim sedikit pun, karena itu –kata Rasulullah- akan menjadi kegelapan yang berlapis-lapis pada hari kiamat. Renungkanlah selalu firman Allah I ini:
“Dan jangan pernah sekalipun engkau menyangka Allah akan lalai dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang zhalim. Sungguh Allah hanya mengulur mereka hingga hari di mana pandangan mata mereka terbelalak.” (QS. Ibrahim: 42)
Kepada seluruh generasi muda, jangan pernah terlena dengan tubuh yang masih tegap, penglihatan yang masih tajam, kulit yang masih kencang, dan ingatan yang masih kuat. Semua itu sama sekali bukan jaminan bahwa perjalanan Anda di dunia masih lama. Sebab tua dan muda memiliki kedudukan yang sama di hadapan kematian. Gunakanlah tubuh yang kuat dan usia muda ini untuk bekerja meraih kesuksesan dunia dan akhirat Anda.
Kepada para muslimah yang mulia, kaum wanita adalah pilar utama bangunan suatu masyarakat. Dan kaum wanita hanya bisa menjadi pilar utama itu jika mereka tetap berada dalam fitrah kewanitaan mereka sesuai yang digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dan hari ini, Indonesia yang tertatih-tatih ini menanti kehadiran Anda, para wanita sejati, yang membelai dan mendidik anak-anaknya dengan cinta, yang belajar setinggi-tingginya agar dapat menjadi ibu yang cerdas dan bijak bagi putra-putrinya, bukan untuk yang lainnya…
Kepada kaum muslimin secara keseluruhan, jadilah pribadi-pribadi yang shalih, karena keshalihan masyarakat sebuah negeri, Allah akan menurunkan berkah dari langit dan bumi.
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ٩٦
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatanny (QS Al-A›raf : 96)
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin, jamaah Shalat ’Id rahimakumullah
Akhirnya, di penghujung khutbah ini, marilah kita tundukkan hati dan jiwa serta seluruh tubuh ini kepada Allah, untuk berdoa dengan penuh keikhlasan padanya.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ، فَيَاقَاضِيَ اْلحَاجَاتِ. اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى. اللهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُحْمَد وَنَشْكُرُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُشْكَر وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ فَإِنَّكَ أَنْتَ أَهْلُ الْمَجْدِ وَالثَّناَءِ ،رَبَّناَ ظَلَمْناَ أَنْفُسَناَ ظُلْماً كَثِيْراَ وَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لَناَ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْناَ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَحِيْم
Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang menciptakan kami, Engkaulah satu-satuNya yang berhak untuk kami sembah… Hari ini kami datang mengetuk pintu ampunanMu. Hari ini kami hadir bersimpuh dengan peluh-peluh dosa yang melekat di tubuh kami yang lemah ini. Ya Allah, betapa kami sering lupa bahwa kehidupan dunia ini sangat singkat, hingga kami pun jatuh dan jatuh lagi dalam kedurhakaan terhadap perintah-Mu. Ya Allah, ampunilah kami, ampunilah kami, ampunilah kami. Ya Allah, jika Engkau menutup pintu ampunan-Mu yang agung, kepada siapa lagi kami harus mencari ampunan…
Ya Allah, ya Rabbana, di sisa-sisa hidup kami ini, berikanlah kekuatan kepada kami untuk selalu berbakti dan menjadi anak yang shalih untuk ayah-bunda kami. Jika mereka masih hidup, izinkanlah kami untuk berkhidmat dan melayani mereka dengan sebaik-baiknya di sisa-sisa usia mereka… Jika ayah-bunda kami telah tiada, maka izinkanlah kami untuk menjadi sisa-sisa kebaikan mereka yang terus-menerus menjadi ladang kebaikan penerang alam kubur mereka… Ya Allah, ampuni, ampuni, ampuni durhaka kami kepada ayah-bunda kami…
Ya Allah, ya Rabbana, berikan kami kekuatan dan kemampuan untuk menjadi orangtua yang terbaik untuk putra-putri kami… Hanya Engkau satu-satu-Nya yang dapat memberikan kekuatan untuk mendidik mereka dengan sebaik-baiknya… Ya Allah, jadikan anak-anak kami sebagai penyejuk hati kami, yang selalu mendoakan kami saat kami sendiri dalam kegelapan alam kubur… Ya Allah, karuniakan kepada kami anak-anak yang mencintai al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Mu…
اللهم إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ إِمَارَةِ الصِّبْيَانِ وَالسُّفَهَاء
“Yaa Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh”
اللهم لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ فِيْنَا وَلَا يَرْحَمُنَا
“Ya Allah, -di karenakan dosa-dosa kami- janganlah Engkau kuasakan (beri pemimpin) orang-orang yang tidak takut kepada-Mu atas kami dan tidak pula bersikap rahmah kepada kami.”
اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اللهم وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اللهم أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اللهم أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ
“Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada”
“Ya Allah selamatkanlah saudara-saudara kami kaum muslimin yang lemah di Gaza Palestina, Ya Allah sayangi dan kasihilah mereka dan keluarkanlah mereka dari isolasi dan keadaan sempit yang mereka alami saat ini”
“Ya Allah terimalah syuhada mereka dan sembuhkanlah yang luka dan sakit dari kalangan mereka”
“Ya Allah turunkanlah pertolonganMu buat kaum muslimin di Gaza Palestina, Ya Allah tolonglah mereka menghadapi kaum Yahudi dan penolong-penolong mereka dari kalangan kuffar dan kaum munafiq”
Ya Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa kabulkanlah doa kami, penuhilah permintaan kami, kamilah hamba-Mu yang lemah, harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha Mendengar, Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap”
Oleh : Ustadz R Joko Winarno
Naskah Lengkap bisa di download disini
Silakan gabung Group WhatsApp