Kehidupan dalam Seni dan Budaya
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَاعِيْنَ.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ إِتَّقُوْ اللّٰهَ حّقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْن. قَالَ اللّٰهُ تَعَالٰى فِى الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah
Mari kita memanjatkan syukur kehadirat Allah I, Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji hanya bagi Allah yang memelihara alam semesta, merawat, menata, dan mengatur jagad begitu rapi dan indah, yang senantiasa menjadi kenikmatan tak terhitung nilai manfaat bagi makhluk-Nya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Agung Muhammad r, sebagai penuntun umat dengan kerisalahan dan kerahmatan. Melimpahnya shalawat semoga bagi keluarga, sahabat, dan para penerusnya, semoga pula sampai kepada kita sekalian, Aamiin.
Sebagai khatib saya berpesan bagi diri dan jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah, mari kita mantapkan dan tingkatkan taqwa kita kepada Allah I, dengan selalu taat atas perintah Nya, takut menjalani larangan-Nya, dan berhati-hati atas bahaya dunia dan bahaya akherat. Merawat ketaqwaan adalah merawat kemuliaan di sisi-Nya, sebagaimana firman Allah dalam QS: Al Hujurat ayat 13 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah
Dalam keberadaan di tengah masyarakat khalayak ramai, kita tidak bisa lepas dengan nuansa seni budaya, senantiasa mengiringi, membersamai, bahkan bagai menfigura kehidupan sehari-hari di dunia nyata ini. Sebagaimana yang kita saksikan dalam hidup di alam raya, di langit, matahari terbit, bersinar menerangi bumi, dan segenap makhluk hidup serta benda mati, pada pagi, siang hingga senja. Matahari pun lalu tenggelam. Malam menggantikannya, muncul bulan di langit dan bertaburan bintang. Sementara sungai gemericik air, di laut debur ombak samudra bergelora, dan gemerisik angin di pepohonan bersama kicau burung, jangkrik, dan aneka suara.
Semua Allah I anugerahkan kepada manusia sebagai tanda keagungan keindahan sejati jagad raya. La ilahailallah, subhanallah, alhamdulillah wasyukrulillah. Betapa hidup terasa ada di tengah lukisan naturalis dengan iringan merdunya musik orkestra alam, yang tertata dalam paduan alunan teratur rapi. Semua tersaji dalam keindahan nyata dan haqiki sebagai ciptaan Ilahi Rabbi. Sesuai firman Allah dalam QS al-Baqarah ayat 29
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah
Keindahan alam yang baru sebagian kecil khatib ilustrasikan, merupakan suatu kenyataan faktual, oleh manusia dengan kemampuan atas karunia Allah, sebagaimana firman Nya dalam QS At Tin ayat 4 :
لَقَدْ خَلَقْنَاالْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْم
“Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Manusia diciptakan oleh Allah dalam wujud sebaik-baiknya, memiliki komponen dan perangkat yakni hati rasa estetika budi, akal fikir imajinasi, ekspresi gerakan jasmani, berikut peka syahdunya ruhani, dan segenap panca indra penuh fungsi, bisa memindah keindahan alam di kanvas sebagai lukisan, terukir di kayu dalam seni kriya, kaligrafi, di merdunya suara, menggetar lantunan qari’ bertilawah, serta laras irama pada alat-alat instrumentalia, serta gerak lenturnya anggota badan. Kata-kata tertata dalam syair puisi, imajinasi berfiksi dalam sastra menyusun cerita bermakna, atau tampilan di teather. Itulah antara lain buah seni budaya dalam kehidupan yang oleh seniman bisa disajikan dan dinikmati oleh manusia lainnya secara individu, sosial, masal dan kolosal. Semua telah berlangsung sejak dulu hingga kini. Seni dan budaya mewarnai, menghiasi kehidupan menarik pesona dan minat manusia, hati menjadi riang alam ceria duniapun senyum gembira.
Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah
Manusia diciptakan oleh Allah dengan kemampuan bakat serta fitrahnya, menyukai kebenaran, kebaikan, keserasian, dan keindahan. Sejalan sebagaimana sabda Rasul dalam salah satu hadis riwayat Muslim :
إِنَّاللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah I itu Maha-Indah dan menyukai keindahan”
Maka dalam kehidupan, berkesenian dan berkebudayaan sudah sejalan dengan peradaban manusia, sesuai dengan fitrahnya dalam rangka kesyukuran atas karunia nikmat Allah, mendekatkan diri kepadaNya mengakui kebenaran haqiki, merawat kemuliaan, kehormatan, keserasian, kebaikan, mencintai keindahan. Firman Allah QS. Ar-Rum Ayat 30 :
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Berkesenian dan berkebudayaan tak hanya menghaluskan rasa, tetapi juga mendorong untuk berbuat kebaikan, dan bisa menjadi sarana Yad’una ilal khouri, waya’muruna bil ma’ruf, wayanhauna ‘anil mun’kar, dengan kata lain menjadi sarana da’wah Islam. Maka lengkaplah dalam kehidupan jika manusia membutuhkan kebenaran lewat akal fikir yakni dari para Ilmiawan, membutuhkan kebenaran berdasar wahyu lewat fatwa para Ulama Agamawan, dan perlu aspirasi ekspresi guna mendapatkan kebenaran, dorongan kebaikan, dan keindahan dari para seniman serta budayawan.
Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah
Menggaris bawahi khutbah berkenaan dengan seni budaya dalam Kehidupan, sebagaimana keputusan munas Tarjih ke-22 tahun 1995, bahwa:
Pertama, Berkesenian itu mubah (boleh) selama tidak mengarah atau berakibat kerusakan, bahaya, kedurhakaan, dan terjauhkan dari Allah.
Kedua, Mengembangkan seni budaya dalam kehidupan harus sejalan dengan etika atau norma-norma Islam
Berkesenian dan berkebudayaan dalam rangka memenuhi tujuan hidup, yakni:
- Niat beribadah, mencari ridha Allah
- Tidak mengarah kepada perbuatan syirik
- Menuju sehat bahagia lahir batin, jasmani ruhani, selamat dunia akhirat
- Rahmat bagi sesama manusia dan alam sekitarnya
Akhirnya dengan seni dan budaya dalam kehidupan semoga tetap menuntun kita menjadi semakin bertaqwa, dengan tanda berserah diri hanya kepada Allah I. Firman Allah QS al-An’am: 162:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
Semoga dari saat ini sehingga akhir hayat, kita mendapati keadaan husnul khatimah. Aamiin
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. والحمد لله رب العالمين
Oleh : Ustadz Drs. H. Sahari As Salami (Ketua PDM Bantul Periode 2015-2022)
Naskah Lengkap bisa di download disini
Silakan gabung Group WhatsApp