BeritaPendidikanPersyarikatanPolitik

Sekolah Politik Kebangsaan PC IMM Bantul 2024: Refleksi Kritis di Tengah Polemik Konsesi Tambang

Pada tanggal 13 hingga 16 Agustus 2024, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Bantul sukses menyelenggarakan kegiatan “Langgar Kidul: Sekolah Politik Kebangsaan” di Pondok Pemuda Ambarbinangun. Kegiatan ini berlangsung dalam suasana penuh dinamika, khususnya di tengah polemik internal terkait keputusan Muhammadiyah menerima konsesi tambang dari pemerintah. Keputusan tersebut menuai kritik dari beberapa kader yang menganggapnya kurang etis dan berpotensi merusak citra organisasi yang selama ini dikenal dengan komitmennya pada nilai-nilai keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan. Sekolah Politik Kebangsaan ini menjadi wadah diskusi yang strategis untuk membedah isu tersebut dalam konteks yang lebih luas.

Pada hari pertama kegiatan “Langgar Kidul: Sekolah Politik Kebangsaan,” peserta diberikan wawasan mendalam tentang politik melalui sesi “Pengantar Politik” yang disampaikan oleh Supriadi Lilo, S.IP. Sesi ini diikuti dengan diskusi yang lebih mendalam mengenai “Politik Muhammadiyah,” yang dibawakan oleh Andika P. Fadhlillah, S.I.P. Hari pertama ditutup dengan sesi “Ijtihad Politik,” yang dipandu oleh A.R Bahri Al Farizi, memberikan peserta pemahaman yang lebih komprehensif mengenai peran politik dalam konteks Muhammadiyah.

Hari kedua kegiatan “Langgar Kidul: Sekolah Politik Kebangsaan” berlangsung dengan fokus pada isu gender. Sesi dimulai dengan “Pengantar Gender” yang disampaikan oleh Savana, memberikan peserta pemahaman dasar mengenai konsep gender. Selanjutnya, Savana juga membawakan pembahasan tentang “Perempuan dalam Pusaran Politik Nasional,” yang mengeksplorasi peran dan tantangan perempuan dalam kancah politik Indonesia. Hari kedua ditutup dengan diskusi mengenai “Gerakan Feminisme” yang dipandu oleh Novi Asmara P., menambah wawasan peserta tentang perkembangan dan kontribusi gerakan feminisme dalam masyarakat.

Pada hari ketiga “Langgar Kidul: Sekolah Politik Kebangsaan,” isu-isu ekologi menjadi fokus utama. Kegiatan dimulai dengan sesi “Pengantar Ekologi” yang disampaikan oleh Syauqi, di mana para peserta juga membahas implikasi ekologis dari konsesi tambang yang diterima oleh Muhammadiyah. Sesi dilanjutkan dengan pembahasan tentang “Aliran Gerakan Ekologi” yang dibawakan oleh Idra, memperluas pemahaman peserta mengenai berbagai pendekatan dalam gerakan ekologi. Hari ketiga ditutup dengan diskusi bertajuk “Muhammadiyah Tarik Tambang” yang dipandu oleh Rifai. Dalam sesi ini, Rifai memicu dialog kritis mengenai penerimaan izin tambang oleh Muhammadiyah, mempertanyakan kesesuaiannya dengan komitmen organisasi terhadap pelestarian lingkungan. Diskusi ini mengundang peserta untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang keputusan tersebut terhadap kepercayaan publik dan integritas moral Muhammadiyah sebagai gerakan yang berorientasi pada keadilan sosial dan keberlanjutan. Para peserta aktif terlibat dalam debat, berbagi perspektif dan solusi potensial untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan organisasi dan tanggung jawab lingkungan.

Salah satu peserta, M. Patih Abdillah, menyampaikan rasa syukurnya bisa berpartisipasi dalam kegiatan Sekolah Politik Kebangsaan yang diadakan oleh Langgar Kidul PC IMM Bantul. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan kesempatan untuk memperluas wawasan, dan tema “Ijtihad Kebangsaan Menuju Daya Kritis Berkemajuan,” yang berfokus pada politik, gender, dan ekologi, sangat relevan dengan dinamika sosial-politik saat ini. Patih menegaskan bahwa mahasiswa harus memiliki daya kritis yang berkemajuan di tengah tantangan yang ada. Ia berharap, setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta dapat berkontribusi penuh pada lingkungan mereka dengan bekerja secara kolektif dan menuntaskan masalah secara kolegial. Selain itu, Patih juga menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya memperluas wawasan tentang politik, gender, dan ekologi, tetapi juga membuatnya lebih kritis dalam menyikapi kebijakan internal Muhammadiyah, terutama terkait konsesi tambang.

Sekolah Politik Kebangsaan PC IMM Bantul 2024 resmi ditutup dalam suasana penuh kehangatan, di mana para peserta berkumpul melingkar di depan api unggun, yang menjadi simbol semangat yang terus membara. Acara penutupan ini juga diisi dengan refleksi bersama mengenai berbagai hal yang telah dibahas, khususnya dalam konteks keindonesiaan saat ini, mengukuhkan komitmen para peserta untuk terus berperan aktif dalam dinamika sosial-politik bangsa. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *