Aktivis Lingkungan Muhammadiyah Raih Penghargaan Kalpataru
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Aktivis lingkungan Muhammadiyah yang juga penggagas Gerakan Shodaqoh Sampah Berbasis Eco-Masjid, Ananto Isworo, berhasil meraih penghargaan Kalpataru dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tahun 2024 untuk Kategori Pembina Lingkungan.
Penghargaan ini diserahkan pada Selasa (20/8) sebagai pengakuan atas kontribusi signifikan Ananto dalam melakukan pembinaan di bidang lingkungan hidup melalui gerakan yang diketahui telah ia rintis sejak tahun 2013 di wilayah Tamantirto, Kabupaten Bantul.
Gerakan Shodaqoh Sampah Berbasis Eco-Masjid yang dimulai dari Masjid Al-Muharram, Tamantirto, Kabupaten Bantul, bertujuan untuk mengatasi permasalahan lingkungan sekaligus memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam wawancara dengan tim Media & Komunikasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Rabu (21/8), Ananto mengungkapkan bahwa ide ini lahir dari keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan yang kotor serta keinginan untuk membantu warga yang masih berada di garis kemiskinan.
“Saya memang orangnya tidak bisa diam. Banyak sekali ide-ide dan konsep yang selalu saya buat, salah satunya adalah gerakan shodaqoh sampah berbasis Eco-Masjid ini. Gerakan ini berawal dari keprihatinan saya terhadap masalah lingkungan dan kemiskinan yang masih terjadi,” ujar Ananto.
Gerakan ini tidak hanya fokus pada kebersihan lingkungan, tetapi juga memiliki dampak sosial yang luas, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Ananto meyakini bahwa gerakan ini merupakan bagian dari dakwah yang dapat dilakukan dengan cakupan yang luas dan fleksibel.
Keberhasilan Ananto dalam meraih penghargaan Kalpataru tidak lepas dari dukungan masyarakat dan program-program yang terkonsep dengan baik. Terdapat tujuh program utama yang menjadi pilar dalam Gerakan Shodaqoh Sampah Berbasis Eco-Masjid, yaitu: Pembangunan Arsitektur Masjid Ramah Lingkungan, Penghijauan di Sekitar Masjid, Memanen Air Hujan dengan Membuat Sumur Resapan, Gerakan Shodaqoh Sampah, Masjid Ramah Anak, Masjid Ramah Difabel, dan Program Energi Berkelanjutan.
Melalui tujuh program tersebut, Ananto telah menunjukkan komitmen yang konsisten dalam menjaga lingkungan dan memberdayakan masyarakat sekitar masjid. Ia berharap bahwa apa yang telah dicapai ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan aktif dalam gerakan sosial yang bermanfaat bagi sesama. “Semoga apa yang telah kami lakukan bisa menjadi motivasi bagi masyarakat luas agar dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan, menyejahterakan masjid, serta membantu sesama,” pesan Ananto.
Dengan penghargaan Kalpataru ini, Ananto semakin mengukuhkan dirinya sebagai salah satu tokoh penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Yogyakarta, dan harapannya, gerakan yang Ia pelopori dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar di masa mendatang. (bhisma)
Sumber : muhammadiyah.or.id