Khutbah : Membuka Pintu Rezeki Yang Barakah
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .
أَمَّا بَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ إِتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالٰى فِى الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Jamaah Jum’at rahimakumullah.
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah I yang telah memberikan kenikmatan kepada kita di dunia dan akhirat. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurah kepada panutan kita Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya yang selalu mengikuti sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman.
Selaku khatib tidak lupa untuk mengingatkan khususnya kepada kami pribadi dan umumnya kepada seluruh jamaah, marilah senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT diantaranya dengan meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan dan kekhusyu’an.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kita hidup di dunia tidak bisa lepas dari perkara rezeki, karena rezeki menjadi sarana kita hidup di dunia ini. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berikhtiar dan menjemput rezeki tersebut, namun pada akhirnya Allah SWT lah yang menentukannya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Hud : 6
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rizkinya. (QS. Hud: 6).
Dalam hadis dari Ibnu Mas’ud r.a, Nabi SAWmenyampaikan tentang proses penciptaan manusia.
“Kemudian diutus malaikat ke janin untuk meniupkan ruh dan diperintahkan untuk mencatat 4 takdir, takdir rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.” (HR. Muslim).
Adakalanya sebagian dari kita beranggapan bahwa rezeki adalah sebatas harta dunia saja. Padahal sebenarnya rezeki memiliki makna yang luas, yaitu semua pemberian Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya. Sehingga harta merupakan sebagian dari rezeki dan bukan satu-satunya rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.
Jamaah Jum’at rahimakumullah.
Sebagai orang yang beriman, rambu-rambu kita dalam mengupayakan rezeki adalah barakah. Barakah menurut ulama bermakna ziyadatul khoir artinya bertambah kebaikannya. Secara sederhana harta dikatakan barakah kalau harta tersebut menambah kebaikan. Kebaikan yang hakiki adalah ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan kata lain harta kita dikatakan barakah kalau harta itu mengantarkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Banyak orang mengatakan bahwa jika mendapat harta banyak, tidak pernah sakit, anak-anaknya pintar maka disebut mendapatkan harta yang barakah. Padahal bukan itu ukurannya. Kalau ada orang diberikan kenikmatan yang banyak tetapi tidak mau beribadah kepada Allah SWT maka justru itu menjadi petaka baginya. Dalam agama disebut istidroj (jawa : panglulu).
Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah memiliki dua arti:
- Tumbuh, berkembang, atau bertambah;
- Kebaikan yang berkesinambungan.
Menurut Imam Nawawi, asal makna barakah ialah “kebaikan yang banyak dan abadi”. Kebaikan adalah syarat mutlaq keberkahan suatu rezeki. Maka untuk mendapatkan rezeki yang barakah kita dituntut untuk mengusahakan dengan cara yang baik, menggunakan harta untuk kebaikan sesuai aturan agama dan memenuhi hak agama berupa zakat. Kata kunci untuk mengupayakan rezeki yang barakah adalah dari mencari sampai penggunaan untuk tidak melanggar syariat agama.
Sebenarnya kalau kita mau menggunakan berbagai rumus dari Allah SWT maka kita akan mendapatkan rezeki yang melimpah sekaligus barakah. Sebagaimana firman Allah SWT:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS: Al Baqarah, 261)
Ayat di atas memberikan pencerahan kepada kita bagaimana cara mengupayakan harta melimpah sekaligus barakah. Kita dapat membaca kisah-kisah orang-orang beriman yang kaya raya dan semakin kaya dengan sebab menggunakaan kekayaannya sesuai dengan ketentuan atau rumus dari Allah SWT. Sementara kita juga dapat menemukan kisah orang-orang kaya yang tidak mau menggunakan ketentuan Allah SWT dalam penggunaan harta akhirnya menemui kebinasaan.
Secara pribadi marilah kita lihat apakah harta kita barakah atau tidak, dengan melihat efek penggunaan dari harta tersebut. jika harta yang kita dapatkan membawa kepada peningkatan ketaqwaan kepada Allah SWT, maka hal tersebut merupakan indikator harta yang barakah. Namun sebaliknya, jika harta yang dimiliki menjadi sarana penopang kemaksiatan maka harta itu merupakan adzab dari Allah SWT. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk selalu berada pada jalur kebenaran hakiki yang ditentukan oleh Allah SWT. Demikian semoga bermanfaat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلّمْ عَلٰى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهم أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Oleh : Ustadz Samsumuin Harahap, M.Pd.
Naskah Lengkap bisa di download disini
Silakan gabung Group WhatsApp
Donasi Dakwah
Bank Muamalat : 53200 16730
a.n. Majelis Tabligh PDM Bantul
Konfirmasi : klik disini